Tanam Mangrove;  Persembahan Para Pemuda Jaga Indonesia

Ketua pelaksana, Fakhrudin sedang memberikan pengarahan kepada para pelajar,  para pemuda Pelita Perdamaian dan berbagai komunitas di Cirebon untuk penanaman pohon mangrove di Desa Jadimulya, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Minggu (28/10).

LPM LATAR, CIREBON – Puluhan orang dari kelompok pelajar, para pemuda Pelita Pedamaian, dan berbagai komunitas di Cirebon memperingatan Hari Sumpah Pemuda dengan melakukan penanaman bibit pohon mangrove di Desa Jadimulya, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Minggu (28/10).

Kegiatan penanaman seribu bibit pohon mangrove tersebut di inisiasi oleh Orang Muda Katolik (OMK) yang dibantu Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) Cirebon.

Perwira Pembinaan Potensi Maritim Lanal Cirebon, Agus Satria mengatakan kumpulnya adik-adik ini ibarat zaman dulu sedang sumpah pemuda dengan menyamakan pendapat, persepsi dan tujuan dengan menanam mangrove.

“Penanaman mangrove bertujuan agar pantai tidak terjadi abrasi. Jika terjadi abrasi maka akan merusak kehidupan warga pesisir,” kata Kapten TNI AL tersebut.

Tanaman mangrove sangat dibutuhkan di setiap pesisir pantai, karena dengan adanya tanaman mangrove bisa menahan air agar tidak abrasi. Karena kalau tidak ada tanaman mangrove di pesisir pantai, Agus melanjutkan, air bisa langsung masuk bahkan merusak rumah warga di sekitar Pesisir. Contohnya yang terjadi di Palu hanya dalam hitungan beberapa menit saja, rumah, bangunan sekolah, dan tempat ibadah hancur.

“Agar tidak terjadi abrasi kedepannya Cirebon harus ada sabuk hijau ‘tanaman mangrove’ yang mengelilingi pesisir lautnya,” ucapnya.

Selain tujuan dan dampak dari penanaman mangrove, di hari sumpah pemuda, Agus menuturkan, zaman dahulu kala tanggal 28 Oktober 1928 pemuda dari Jong Java, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, Jong Islamieten, Sekar Rukun, Pemuda Kaum Betawi, Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), bersama dengan menghasilkan Ikrar Pemuda atau yang lebih dikenal dengan Sumpah Pemuda.

Ada yang lebih penting dari esensi sumpah pemuda “kita semua pemuda sama satu, tidak Islam, tidak Kristen, tidak Budha, tidak Hindu, tidak tua, tidak muda, kita semua dalam satu kesatuan Indonesia,” jelasnya.

Sementara itu, ketua pelaksana, Fakhrudin, mengatakan hari sumpah pemuda, bukan saja mempersumpah Indonesia dengan Tanah Air, bangsa, atau bahasanya. Tetapi ada sesuatu yang harus kita persembahakan kepada Indonesia. Salah satunya melalui bakti terhadap alam dengan menanan mangrove.

“Tanam mangrove merupakan salah satu persembahan untuk Tanah Air, karena dengan menanam sama saja kita sedang menyelamatkan kehidupan warga pesisir dari abrasi,” katanya.

Kementrian Kelautan dan Perikanan merilis hampir setiap tahun potret pesisir di Kabupaten Cirebon terjadi abrasi sebanyak 70%. Maka menurut Fakhrudin, tidak ada solusi lain, selain hari ini dan seterusnya untuk tanam mangrove agar tidak terjadi abrasi.

“Dengan tanam mangrove seperti ini maka kita punya daratan yang tahan dari abrasi,” ujarnya.

Selain itu, Fakhrudin menegaskan, dampak dari menanam mangrove adalah, ketika air naik tidak ada lagi gelombang air yang mengerus tanah karena sudah dipecah dengan pohon-pohon mangrove. Sehingga air yang datang ke daratan menjadi pelan.

“Adanya tanaman mangrove membuat air yang datang ke daratan akan menjadi pelan dan tidak membuat abrasi,” tegasnya.

Oleh karena itu, dengan menanam bakau, Fakhrudin kembali menambah agar di Cirebon memiliki pulau-pulau yang hijau. Sehingga ketika kita menjaga alam, alam pasti akan jaga kita,” pungkasnya. (Arul).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *