Toleransi Sejak Dini

Oleh : Aan Fahliya

Di pagi yang cerah, berjalan seorang anak  laki-laki menuju sekolah,  dia berjalan sangat cepat karena 15 menit lagi lonceng  berbunyi. Sesampainya di depan ternyata gerbang belum ditutup. Anak laki-laki itu berkata ”syukurlah…. Hampir saja terlambat”. Saat akan melangkah menuju kelas tiba-tiba ada yang memanggilnya tepat dibelakangnya “Lintang….. “ ya… anak laki-laki itu bernama Lintang yang duduk dikelas 3B, Ia hanya tinggal dengan kakek dan neneknya.

Ketika itu Lintang berbalik arah ternyata Bu Syifa yang memanggilnya dan ia berjalan menuju Bu Syifa.  “Tolong bawakan buku cetak ini ya… ke kelas, nanti simpan saja di atas meja,”(sambil tersenyum), “baik bu” jawab Lintang.

Jam pelajaran dimulai. Setelah 1 setengah jam belajar, lonceng istirahat berbunyi teng-teng…. teng-teng… teng-teng…

Lintang tidak memiliki teman dekat, Karena sikap dia yang pendiam.  Saat Lintang berjalan tiba-tiba Lintang melihat seorang anak laki-laki yang sedang diganggu beberapa teman sekelasnya. Tanpa pikir panjang Lintang berlari untuk menghampiri mereka, “hai kalian…. (dengan nada tegas) dia kan teman kalian, kenapa kalian mengganggu dia ?” (Tanya Lintang) salah satu dari temannya Ayu berkata “alah kamu sama dia itu emang sama-sama cemen hahaha” (sambil tertawa), “saya panggil guru nih……biar kalian dimarahin.” Karena merasa takut, akhirnya mereka pun pergi meninggalkan Lintang dan Cristian.

Hari Minggu Lintang sedang berjalan-jalan bersama nenek dan kakeknya  di alun-alun, untuk mengisi hari liburan. Saat mereka melewati bangunan yang sederhana, banyak orang yang keluar dari sana. Tiba-tiba ada seorang anak-anak yang memanggilnya “Lintang….”(sambil berlari). Lintang heran kenapa dia keluar dari sana terus manggil namanya. Ternyata kelihatan dari jauh anak itu adalah Cristian, teman yang dulu pernah ia tolong di Sekolahan. Lintang melihat Cristian bersama kedua orang tuanya keluar dari tempat ibadah tersebut.

Setelah selesai beribadah, “Mah…. Pah… Lintang yang telah menolong ade waktu diganggu sama teman-teman,”  Kata Cristian

Kemudian Ibu Cristian menghampiri Lintang yang masih bermain dengan Nenek dan Kakeknya, ia mengucapkan terimakasih (sambil mengelus kepala Lintang). Kamu anak yang baik Lintang, Padahal kitakan berbeda agama, kenapa Lintang mau menolong Cristian ?” Lintang hanya bisa tersenyum.

Setiba di rumah. “Lintang kalo ada anak yang butuh bantuan Lintang harus bantu orang itu semampu Lintang, siapapun orangnya, karena kalo orang yang baik pasti nanti dapet kebaikan juga dari Allah,” Ucap nenek nya.

Mulai saat itu Lintang dan Cristian akhirnya berteman hingga keduanya dewasa, Lintang sangat senang karena telah mempunyai teman yang berbeda agama.

Bersambung………

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *