ODHA Juga Manusia

Oleh : Afifah Nurhidayatinnisa

1 Desember merupakan Hari AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndro) HIV (Human Immuno deficiency Virus) Sedunia. Peringatan Ini adalah sebagai lonceng pengingat supaya kita menjaga pola hidup sehat agar tidak terserang penyakit mematikan.

Di Indonesia HIV AIDS masih menjadi salah satu negara yang memiliki kasus yang cukup tinggi. Data Kementerian Kesehatan tahun 2017 mencatat dari 48.300 kasus HIV positif yang ditemukan, sebanyak 9.280 merupakan kasus AIDS.

Sementara data triwulan II tahun 2018 mencatat dari 21.336 kasusHIV positif, 6.162 kasusnya adalah AIDS. Tercatat jumlah kumulatif kasus AIDS sejak tahun 1987 sampai dengan Juni 2018 tercatat sebanyak 108.829 kasus.

Kasus HIV di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Tercatat ditahun 2017 ada 280.623 orang yang terkena HIV. Sedangkan di tahun 2018 jumlahnya 301.959.

Jumlah ini menunjukkan bahwa penyebaran HIV cukup besar. Sehingga butuh penanganan yang ekstra agar jumlahnya tidak terus meningkat.

Data tersebut menjadi momok yang paling menakutkan. Karena orang yang positif terkena virus HIV AIDS (ODHA) pasti mendapatkan beberapa stigma negatif dari masyarakat, misalnya menjadi terasingkan di lingkungannya, karena menurut sebagaian masyarakat orang yang terkena penyakit HIV bisa menular, ntah dari pakaiannya, air liurnya bahkan ketika berjabat tangan.

Sehingga mengakibatkan orang yang terkena HIV tidak bisa melakukan aktifitas rutinlayaknya masyarakat lain.

Tetapi hal tersebut salah besar, menurut Kementerian Kesehatan (KemenKes) RI virus HIV hanya bisa menular melalui hubungan seksual antara laki-laki dengan perempuan, pasangan homoseksual, penggunaan jarum suntik yang digunakan bergantian, produk darah, organ tubuh, Air Susu Ibu (ASI), dan ibu hamil yang positif dengan HIV yang dapat menularkan pada bayinya.

Jika kita tetap menjaga perilaku sehat yang jauh dari HIV, maka seharusnya kita harus berperilaku baik kepada ODHA apalagi sampai mengasingkannya.

Tidak Usah Khawatir

Dulu anggapan orang-orang, ketika diagnosis positif HIV atau AIDS serasa hidupnya sudah tidak lama lagi. Karena virus HIV atau AIDS adalah penyakit mematikan yang belum ada obatnya.

Namun seiring dengan perkembangan zaman dan dunia pengobatan, kini HIV sudah ada obatnya. Walaupun tidak dapat menyembuhkan, tapi obat ini dapat memberi kesempatan ODHA untuk hidup sehat dan beraktifitas normal.

Terapi Anti Retrovira (ARV) adalah solusi yang mampu menekan jumlah virus HIV di dalam darah sehingga kekebalan tubuh ODHA tetap terjaga.

Sejak tahun 2014 pemerintah sudah memberikan terapi ARV untuk membantu ODHA agar bisa kembali normal dan beraktifitas seperti biasanya.

Di tahun 2017 pemerintah juga memberikan anggaran dana kurang lebih 800 Milyar rupiah agar orang yang terkena virus HIV AIDS bisa mendapatkan pengobatan secara gratis melalui trapi ARV.

Pelayanan ARV sudah bisa diakses di rumah sakit dan di puskesmas di 34 provinsi dan 227 kabupaten atau kota. Dan total saat ini terdapat 896 layanan ARV, terdiri dari layanan yang dapat menginisiasi terapi ARV dan layanan satelit.

Tidak cukup disitu, pemerintah diminta untuk memberikan terobosan-terobosan baru dalam mengobati HIV AIDS ini, misalnya dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai bahaya HIV atau AIDS, menjauhi hal-hal beresiko yang dapat mengakibatkan tertularnya virus ini, dan bagaimana cara yang harus dilakukan masyarakat jika dinyatakan positif HIV atau AIDS.

Karena tidak menutup kemungkinan masyarakat masih sangat awam mengenai penyakit ini, terutama penularannya. Maka pemerintah juga perlu mengubah pola pikir masyarakat mengenai penularan virus HIV.

Selain itu, ODHA juga membutuhkan dukungan dari keluarga, teman, dan lingkungan. Misalnya dengan memberikan keyakinan diri untuk bisa sehat, memberi kepercayaan untuk melakukan kegiatan produktif seperti bekerja, tidak mengisolir mereka dari masyarakat.

Dengan cara ini, diharapkan ODHA akan mendapatkan sugesti positif dalam pikirannya. Sehingga memiliki semangat hidup yang lebih besar. Karena mereka tidak hanya membutuhkan obat untuk fisik tapi juga batin. []

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *