Oleh : Afifah Nurhidayatinnisa
Perayaan 90 tahun Hari Pergerakan Perempuan yang diadakan di Gedung Serba Guna Wiyata Guna, Jalan Padjadjaran No. 52 Kota Bandung, Jumat 28 Desember 2018 lalu menjadi bukti bahwa semua manusia memiliki hak yang sama dalam menunjukan ekspresi.
Seperti yang ditampilkan Wulan Sri Wenda dari Bandung. Remaja berusia 27 tahun yang sudah mempersembahkan Tari Jaipong dengan sangat baik. Meskipun berkebutuhan khusus namun tidak menyurutkan semangatnya untuk ikut berpartisipasi dalam memeriahkan acara ini.
Dengan terus menebar senyum, Wulan mengeluarkan seluruh kemampuannya dalam menari. Tak ayal penampilannya berhasil menguras emosi para tamu. Tidak sedikit yang terharu melihat persembahan tersebut, sehingga banyak yang menangis melihat dia menari.
Dibalik ketangguhan Wulan, ada sosok hebat yang selalu mendampinginya. Adalah Endang, Ibu kandung Wulan yang senantiasa menjadi energi dan penyemangat untuk Wulan.
Menurut Endang, Wulan sudah belajar menari sejak 3 tahun terakhir. Setelah Wulan lulus SMA tahun 2010 lalu, dia tidak melakukan kegiatan apapun. Sehingga pada tahun 2015, Endang mulai memikirkan kegiatan yang harus dijalani putrinya agar tidak jenuh.
Sebelum memutuskan untuk menekuni Tari, berbagai macam keterampilan pernah dia ikutkan seperti, melukis dan merajut. Namun karena merasa anaknya tidak cocok dibidang tersebut maka Endang mencoba keterampilan lain, yakni menari.
Namun tidak mudah mencari guru yang mau mengajari Wulan, melihat keterbatasan yang dimilikinya. Berbagai tempat les menari telah Endang datangi namun hasilnya nihil. Hanya satu orang yang bersedia, yakni Hendrik Firmansyah. Seorang guru Sekolah Dasar (SD) yang berbesar hati mau mengajari Wulan menari.
Ditengah kesibukannya sebagai seorang guru, namun beliau tetap menyempatkan waktu sehari dalam seminggu untuk mengajari Wulan. Menurutnya, Wulan adalah titipan Tuhan yang memiliki hak yang sama seperti anak normal pada umumnya. Mengajari Wulan adalah tulus dari hatinya dan suatu tantangan tersendiri bisa mengajari Wulan.
“Untuk semua anak-anak penyandang disabilitas jangan pernah patah semangat, karena kita juga mampu seperti anak normal. Kalau kita mau kita pasti bisa.” Tutur Hendrik saat ditemui sesuai Wulan selesai menari.