LPM LATAR, CIREBON – Melalui Tari Saman, Mahasiswa Institut Studi Islam Fahmina Cirebon ikut rayakan 90 Tahun Hari Pergerakan Perempuan Indonesia di Gedung Serba Guna Wiyata Guna, Jalan Padjadjaran No. 52 Kota Bandung, belum lama ini.
Tarian yang berasal dari Aceh, diciptakan oleh seorang Ulama Gayo bernama Syekh Saman pada sekitar abad XIV Masehi, dari dataran tinggi Gayo.
Tarian yang menggambarkan tentang keberagamaan, menjadi salah satu media dakwah. Karena dalam Tari Saman diiringi dengan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada Allah SWT dan diiringi oleh kombinasi tepukan-tepukan para penari. Saat ini, UNESCO telah mencatat sebagai kultur warisan dari Aceh pada 24 November 2011 di Bali.
Selain Tari Saman, ada juga penampilan Tari Jaipong dari Wulan Sri Wendah penyandang disibilitas dari Bandung, kesenian Pukul Lesung, pameran lukisan netra, Angklung, puisi dan beberapa persembahan Perempuan lainya.
Penampilan dari para seniman dalam acara tersebut sebagai ekspresi keberagamaan serta upaya saling mendukung dalam mempersatukan kekuatan dan kepemimpinan perempuan untuk kebangsaan dalam keberagaman di Jawa Barat.
Ketua Perayaan 90 Tahun Pergerakan Perempuan, Darwinih mengatakan, dalam acara 90 tahun pergerakan perempuan ini, kami organisasi perempuan se-Jawa Barat juga akan membangun komitmen bersama.
“Peringatan ini sebagai upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan, mencegah human trafficking atau perdagangan orang, menghapus diskriminasi terhadap perempuan dan anak dengan HIV AIDS, mencegah KDRT serta menghapus segala bentuk kekerasan berbasis gender dan seks disetiap lini kehidupan,” katanya.
Turut hadir dalam perayaan tersebut 33 organisasi se-Jawa Barat dan semua perempuan dengan berbagai latar belakang, suku, agama, ras dan budaya yang berbeda. (Jubed)